Sebuah Titik Balik Vol.4 (selesai)

Ku tanyakan pada mereka, tentang desas-desis yang diam-diam menyapu debu-debu disetiap kabut.
Menyampaikan hilir-lalang kehadiran rindang mensinyalir teduh dengan harap-harap cemas, melangkah malu-malu bersama detik jam. Sudah lama aku mengetuk pintu tepat di sebelah jendela kamarnya. Menyaring petikan tafsir yang melambai-lambai menjemput desir daun rindang bertaburan di sekitar tempat tenang itu. Ada yang menyaut dan menyimpan riuhnya sendiri. Ada yang sibuk menerjemahkan datang dan pergi sekumpulan baris yang bersandar diantara titik.
Kau tau, banyak catatan malam yang tidak bisa aku habiskan sendiri untuk dibaca. Diantara jatuh dan kau, dua hal berbeda dengan arti berimbang kemudian bertemu dihati yang tak akan aku temukan di akar lain bersama teduhnya.  Semakin hari kisah yang tak mencapai kata tamat ini bergerak bebas menemu alenia baru dan mulai menuliskan catatan-catatan kecil dalam memori sempit yang sudah terisi penuh olehmu. Barang kali jatuh cinta memendam arti cinta lalu jatuh, berkali-kali tapi selalu dengan satu tokoh yang sama. Kau, mengulang kisahku untuk tidak berpindah pada aktor lain. lengkap sudah jalin damai menuju selesai yang ku tanam agar bunga lain dapat tumbuh dipekarangan mu. Pada akhirnya, mengikhlaskan adalah keputusan terbaik agar kita bisa berjalan dalam alur masing-masing.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sastra Indonesia Angkatan 70'an

Makalah Penelitian Keterbacaan

Duta Universitas Negeri Jakarta