Senja Yang Hilang
Ku analogikan pribahasa dibalik senja dan udara Mareka punya isyarat yang sama pada remahan waktu yang sisa di ufuk barat suatu sore Di sana kita torehkan sejumlah percakapan-percakapan manis antara bulan Desember dan Januari. Terasa muda dan belia, sedini itu kita saling bercengkramat Di balik punggungmu pula aku bercerita tentang sesuatu yang berbeda dan hal-hal lain yang kita ciptakan pada musim penghujan. Diantara tanah dan air pula kita menapaki jejak-jejak tinggi. Memang benar rasanya: Setidaknya kita masih perlu mata dan hati untuk melihat petang dan sedikit menutup mata juga membuka rasa. Kuasingkan tawamu dalam perun, menggeliat batin bersama gigil dan korespondensi ketabuan kau Semoga kita masih punya waktu dan ruang dalam sisi manis bersama malam juga udara untuk menunggu senja-senja berikutnya Tentang kamu dan senja : pada tahun-tahun yang lain. Februari 2016