Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2017

Senja Yang Hilang

Ku analogikan pribahasa dibalik senja dan udara Mareka punya isyarat yang sama pada remahan waktu  yang sisa di ufuk barat suatu sore Di sana kita torehkan sejumlah percakapan-percakapan manis  antara bulan Desember dan Januari. Terasa muda dan belia, sedini itu kita saling bercengkramat Di balik punggungmu pula aku bercerita  tentang sesuatu yang berbeda dan hal-hal lain  yang kita ciptakan pada musim penghujan. Diantara tanah dan air pula kita menapaki jejak-jejak tinggi. Memang benar rasanya:  Setidaknya kita masih perlu mata dan hati  untuk melihat petang dan sedikit menutup mata juga membuka rasa. Kuasingkan tawamu dalam perun, menggeliat batin bersama gigil dan korespondensi ketabuan kau Semoga   kita masih punya waktu dan ruang  dalam sisi manis bersama malam juga udara  untuk menunggu senja-senja berikutnya Tentang kamu dan senja : pada tahun-tahun yang lain. Februari 2016

TENTANG SEMUA ORANG DAN KAMU

Ia sudah kembali dari pengembaraanya yang jauh dengan membawa peluru dan senapan yang tertancap didada. Bersama peron-peron dan penjaga jalan yang lugu ia mengisahkan hatur dan tawa manis dijalan-jalan ibukota. Seperti katamu kau harus hidup juga tumbuh bersama dan atau tanpa adanya matahari, kau harus tersenyum dengan ada atau tidaknya hal yang menyenangkan dan kau pun harus berjuang dalam dan atau diluar kemampuan, semampumu saja.   Kesampingkanlah hal-hal sedih tanpa mengabaikannya, siramilah tahan, taburkan pupuk dan rawatlah sebisamu. Jangan paksakan yang tak bisa hidup untuk berbunga, jangan petik yang merekah dan jangan tebang yang menjulang. Hiduplah dengan baik dan jadilah yang terbaik. Suatu saat nanti, hadirlah dalam kesederhanaan yang menarik, bertahanlah dalam ketidaksepadanan dan rumuskan beberapa petimbangan. Mari kita ciptakan keselarasan hidup oranglain di suatu desa yang teduh untuk diabadikan dalam ruang kata milik kita sambil mendiskusikan beberapa hal yang