Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2015

EDELWEIS TERAKHIR

Gambar
Ku sapa kau rindu Sebab kamu merasuk pada relung terujung yang besemuka tanpa pernah kita berencana Ku panggil kau abu Karena jiwamu terlalu palsu untuk bersekutu Ku catat kau dalam buku Agar kamu terbenak dalam untaian sajakku Kamu tersemat sendirian diantara malam menuju pagi Berdiri tegar dihamparan bukit tertinggi Pernah bertalu aku singgah diselasar waktu Indah panorama tak juga menyatu pada aku dan kamu Kupetik Edelwis yang terlarang Lalu, ku tanam dalam-dalam sebelum berpindah tangan Belum sampai ku besarkan Sayang, terbuai pada belokan dipinggir tikungan ---Kay---- Jakarta, November 2015               Terkadang aku ingin menjadi setangkai bunga Edelweis, ia tumbuh dan hidup dihati pecintanya sebagai lambang keabadian, pengorbanan dan ketulusan. Sajak di atas aku tulis untuk seseorang yang pernah singgah sejenak kemudian ia beranjak. Tapi, kehadirannya menuliskan kisah yang sukar untuk aku terjemahkan. Banyak orang yang bercerita