Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2016

Utuy Tatang Sontani, Awal dan Mira : R E F O R M A S I [H] ?

Jika mengulik seputar kisah dalam naskah drama Awal dan Mira karya Utuy Tatang Sontani. Membawa saya kembali mengingat tentang peristiwa yang terjadi pada tahun 1945-1949. Saat itu mungkin Indonesia telah dikatakan merdeka, namun masih banyak polemik-polemik terjadi yang mengakibatkan sejumlah kerusuhan dan kerisauan masyarakat. Mulai dari kepindahan Soekarno dan Hatta ke Yogyakarta yang disebabkan oleh kondisi keamanan ibu kotayang memburuk. Dilanjutkan dengan perubahan sistem pemerintahan, yang semula sistem pemerintahan presidensial menjadi parlementer, krisis pemerintahan Republik Indonesia, pembantaian westerling, perjanjian Linggarjati, Agresi Militer II, hingga Konferensi Meja Bundar (penyerahan kedaulatan oleh Belanda). Kembali lagi pada naskah Awal dan Mira karya Utuy Tatang Sontani. Di sana penulis menyajikan sejumlah peristiwa yang cukup rumit. Namun, ia menyelipkan beberapa romansa percintaan yang disematkan melalui dialog-dialog antar tokoh. Semula mungkin pembaca

Mastodon dan Burung Kondor: Cinta di Tengah Perselisihan

Rendra merupakan salah satu tokoh yang sangat inspiratif dan memiliki segudang karya dan sangat fenomenal. Jika kita membahas tentang karya-karya Rendra, baik puisi maupun naskah drama, pasti kita akan dihadapkan oleh bacaan-bacaan yang penuh dengan tanda tanya. Mengapa demikian, sebab Rendra mengungkapkan ide-idenya berdasarkan realitas, bisa dikatakan bersumber dari realita atau kejadian-kejadian nyata yang ada disekelilingnya. Karya Rendra mampu membawa fikiran pembaca, sehingga membuat pembaca menduga-duga maksud dari setiap karyanya. Tulisan-tulisannya dikemas dengan sedemikian ciamik, dan menarik. Seperti dalam salah satu karyanya, yaitu naskah drama Mastodon dan Burung Kondor. Rendra menyajikan cerita yang begitu halus dan menyampaikan maksudnya secara tersirat melalui dialog-dialog antar tokoh. Di awal nakah suadah ditulis nama-nama tokoh sesuai urutan muncul.   Setiap tokoh dari cerita tersebut memiliki karakter yang sangat kuat dan melekat dengan tokoh tersebut. Keti

S E M E S T A A N T A R A

Gambar
00:00 S E M E S T A  A N T A R A Sudah ku bilang, semesta ini milik kita. Iya, kita yang mengunci rindu dan memilih berdiri di balik tirai, senja itu. Kamu hanya bertukar pilu sementara aku menunggu yang tabu. Barangkali semesta ini milik kita Ia terletak di Antara dua rasa Semesta: Di matamu aku melihat dunia. • • --Kay-- 12 Januari 2016