Mastodon dan Burung Kondor: Cinta di Tengah Perselisihan



Rendra merupakan salah satu tokoh yang sangat inspiratif dan memiliki segudang karya dan sangat fenomenal. Jika kita membahas tentang karya-karya Rendra, baik puisi maupun naskah drama, pasti kita akan dihadapkan oleh bacaan-bacaan yang penuh dengan tanda tanya. Mengapa demikian, sebab Rendra mengungkapkan ide-idenya berdasarkan realitas, bisa dikatakan bersumber dari realita atau kejadian-kejadian nyata yang ada disekelilingnya. Karya Rendra mampu membawa fikiran pembaca, sehingga membuat pembaca menduga-duga maksud dari setiap karyanya. Tulisan-tulisannya dikemas dengan sedemikian ciamik, dan menarik.
Seperti dalam salah satu karyanya, yaitu naskah drama Mastodon dan Burung Kondor. Rendra menyajikan cerita yang begitu halus dan menyampaikan maksudnya secara tersirat melalui dialog-dialog antar tokoh. Di awal nakah suadah ditulis nama-nama tokoh sesuai urutan muncul.  Setiap tokoh dari cerita tersebut memiliki karakter yang sangat kuat dan melekat dengan tokoh tersebut.
Ketika kita membaca naskah tersebut, kita akan merasa seperti diajak pergi dan kembali mengingat kejadian-kejadian pada zaman orde baru, saat itu pemerintahan Indonesia dipimpon oleh Soeharto selama 32 tahun. Ketika itu Indonesia berada pada masa pembangunan nasional yang merupakan salah satu target atau kebijakan pemerintahan Soeharto, dan marak-maraknya pembungkaman media dan ditutup dengan aksi mahasiswa, yaitu peristiwa 98.
 Masa-masa pembangunan nasional tersebut diungkapkan dalam naskah. “ Mereka itu tidak lagi tenggelam ke dalam kekacauan politis, tetapi kegiatan mereka terarah dalam organisasi positif yang kita namakan ‘Batalion Pembangunan’”. Tokoh Soeharto ditokohkan dalam karakter Max Carlos, di sana berkali-kali ia ucapkan mengenai pembangunan, “Aku yakin bahwa keadaan yang buruk akan bisa diatasi. Laporan dari mana-mana menunjukan bahwa pembangunan berjalan dengan lancar dan semangat cukup tinggi. Telah cukup banyak dilaporkan dikoran, bahwa segenap lapisan masyarakat, disegenap provinsi, mendukung kebijakan pemerintah” dan kepemimpinannya ditujukkan dalm kalimat “Rakyatku, dewasa ini di Provinsi Valencia telah terjadi kerusuhan, Gerombolan yang tidak bertanggung jawab telah mengacau pembangunan, pemerintah akan segera mengambil tindakan”.
Ketika itu muncul banyak sekali perlawanan dari masyarakat maupun mahasiswa, perlawanan tersebut tidak serta-merta perlawanan fisik, melainkan perlawanan yang lebih main cantik. Dalam arti perlawanan yang yang tidak kasat mata, seperti memlaui tulisan, gambar dan sebagainya. Banyak sekali perpolitikan yang terjadi pada masa itu, hingga menyebabkan melonjaknya KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme) yang menyebabkan penderitaan sejumlah masyarakat, termasuk juga berdampak pada dunia pendidikan. Diterapkannya uang pendidikan yang semakin melonjak tersebut menimbulkan keresahan mahasiswa. Banyaknya kasus sabotase dan bermunculan pula orang-orang yang tidak bertanggung jawab, yang hanya menginginkan sebuah kekuasaan.
 Ketika itu mulai bermunculan pula orang-orang yang mempunyai pemikiran yang kritis dan berani mengritik pemerintah. Orang tersebut ditujukkan dalam tokoh Jose Kartosa, ia adalah sosok yang berani, kritis, tenang dan memiliki mental yang luar biasa. Jose Kartosa mempelapori pergerakan mahasiswa saat itu. Ia tidak mau mengikuti jejak pemerintahan  saat itu yang ia nilai sebagai sesuatu pemerintahan yang fanatik. Ia mengungkapkan gagasan-gagasan yang ia mimiliki secara terbuka. Ia percaya pada jalannya perubahan berdasarkan perembangan kematangan kesadaran. Bukan karena perubahan dadadakan yang ditimbukan oleh revolusi, karena hanya akan menghasilkan perubahan semu.Ia mampu membuat masyarakat percaya dengan gagasan-gagasan yang ia sampaikan. Memang benar bahwa untuk mendapatkan sebuat pencapaian dibutuhkan pemikiran atau ide-ide cemerlang yang inovatif.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sastra Indonesia Angkatan 70'an

Makalah Penelitian Keterbacaan

Duta Universitas Negeri Jakarta