Sebuah Titik Balik Vol.3

Dia masih mengagumkan seperti pertama kali aku  mengenalnya, seluruh tubuhku kembali berdistraksi menatapnya, senyumnya masih sama seperti dulu, mata sipit dan rambut rapi dengan sedikit balutan poni membuatnya sedikit terlihat lebih dewasa dibandingkan masa kanak-kanak dulu. Ia pun tumbuh menjadi sosok yang semakin memberi arti bagi sesama. Ia bilang, tak ada yang lebih menakjubkan selain menyaksikan orang-orang berjuang meraih harapannya. Dari situ kita bisa belajar banyak, bahwa semakin sulit maka akan semakin dihargai, tapi, apakah hanya penghargaan saja yang diinginkan? tentu saja tidak, melainkan keberadaan kita ditengah-tengah mereka, mungkin lewat pikiran atau bisa jadi dalam kehadiran. Akupun kembali teringat pada ucapan seorang filsuf Prancis bahwa satu-satunya hal yang pasti di dunia ini adalah keberadaam seseorang sendiri.

Terhitung mundur sejak ia bilang ingin melangkah lebih jauh lagi melewati fase memantaskan diri untuk menjadi sesuatu yang tidak biasa-biasa saja. Tak pernah ia bilang tidak bisa, ia selalu yakin atas keputusan-keputusan kecil yang dibuatnya dan menjadikan segalanya lebih berarti dalam kejujuran tapa sedikitpun sandiwara.Untuk percaya, manusia butuh berpikir, karena jika kita percaya tanpa berpikir maka manusia itu ialah manusia yang tidak hidup dalam kehidupan. Itulah keyakinan yang selalu terungkap disepanjang perjalanan berarah.
Teduh, iyaaa itulah sosok yang diam-diam hadir menyelinap di sela-sela doaku pada Tuhannya.
Pandanglah aku hari ini, bukan kemarin atau ribuan langkah mundur yang tak akan habis dibicarakan, ungkapnya sambil mengerutkan kening".

Sudah-sudah kau terlalu banyak menimbang-nimbang sampai kau melupakan sesuatu yang semestinya kau prioritaskan dalam hidup, janganlah egois terhadap dirimu sendiri, kau berhak tahu sesuatu yang kamu mau.
Ia pun kembali berbisik padaku, temui aku pada jiwaku ketika aku tak bisa lagi melewatkan hal-hal yang kau sebut menarik itu, sebab kau harus tahu bahwa "cara mencintai sesuatu adalah dengan menyadari bahwa cinta itu akan hilang".
.
.


bersambung....







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sastra Indonesia Angkatan 70'an

Makalah Penelitian Keterbacaan

Duta Universitas Negeri Jakarta