LELAKI PATAH HATI DAN BUKU




Aku percaya pada ucapan semesta bahwa setelah hujan akan datang pelangi dan aku pun mempercayai buku, di dalamnya tercipta paragraf-paragraf baru setelah titik. Hal itulah yang membuatku mengerti bahwa jatuh hati tak selamanya menyenangkan.

Yang paling menyakitkan didunia ini bukan ketika tuan diabaikan atau dilupakan.
Melainkan ketika tuan diberikan sebuah pertanyaan tanpa jawaban,
sementara tuan sendiri tidak tahu bagaimana cara untuk menjelaskan
: kemudian pergi.
Ini perkara mudah (sebenarnya),
tuan hanya cukup bilang dan berterus terang,
: maka semua akan selesai.

Jemariku berbicara dalam sebuah antologi kisah milik seorang sastrawan yang kerapkali dianggap sebagai wanita, mataku terbujur kaku memahami kata demi kata dan meyakini kalimat yang ia tulis. Tentang matari, tentang bumi dan seisi langit juga tentang perempuan dalam senja. Nampaknya, aku yang terlalu berangan tentang dongeng di negeri langit dan membayangkan akan ada gadis yang menanti selendangnya kembali dan mau menyusuri waktu yang lama bersamaku dalam sebuah kenyataan tanpa pernyataan bahwa akulah yang menyembunyikannya, selama itu aku menjalin kasih bersamanya. Sayangnya itu hanyalah dongeng dalam sebuah fiksi,
Aku menikmati kesendirianku, namun aku tidak ingin melepasnya pergi. Di sisi lain pula ada hati yang harus ku jaga, maka bukulah sebagai pelaku utama. Bahkan, tidak ada satupun pernyataan di dunia yang berpihak pada waktu yang singkat. Cacatan pendek ini, tergambar dari dua sudut pandang dan pemikiran yang berbeda, di sini bukan soal aku dan kamu. Lebih lagi membahas cinta segitiga serta hiruk pikuk problema hati yang kerap kali dirasakan oleh kaula muda. Kita terlahir dengan ideologi yang tidak sama, tumbuh dan berkembang dari lingkungan masing-masih. Hanya saja, beberapa pekan ini aku merasa sesuatu yang lain telah masuk ke dalam fantasi. Ia mengubah seluruh sudut pandang dan berhasil merefleksi gambaran-gambara unik dalam konteks realita.
Sebelum awal dimulai, sebenarnya aku sudah jauh-jauh hari mengantisipasi akan datangnya rindu yang lain, menolak lupa dan mencegah adanya salah tafsir seperti sebelumnya dan akhirnya kamu menjadi sebuah pertimbangan yang sulit antara sebuah keseriusan dan atau peninggalan tanpa pernyataan dalam orientasi-orientasi di masa mendatang. Semestinya, aku harus lebih mempertimbangkan, sebelum memutuskan bahwa kamu adalah sebuah konsistensi yang tidak akan tergantikan.

Selamat datang Kiara, aku ingin memulainya dari nol, kita belajar menghitung dan mengumpulkan nominal-nominal sambil menjumlah tambah, mengalikan fikir, mengurangi ragu dan menghilangkan bagi, teruntuk mereka yang mencampuri isu dan tabu. Aku percaya bahwa hati tak pernah salah, ketika resah, mata dan logika tak turut campur diantaranya. Percaya atas apa yang kita yakini dan melewatinya tanpa mempersoalkan banyak ucap dan desis dari banyaknya desus. Ku fikir, selama masa masih bertaut dan jarak tak jadi soal, maka biarlah anugerah sebagai rantai dan takdir menjadi penghubung dalam jalin dan kasih. Tak perlu mengejar usai dan terperanga dalam kini : sebab detik akan selalu sama.

Konon katanya, edelweis punya cerita keabadian. tentang sebuah perjalanan panjang yang harus ditempuh terkadang naik, baik, tergelincir, lengah, begah, berhenti dan mendaki. Aku ingin bercerita pada alam, melanjutkan mimpi-mimpi dalam kesepahaman yang lurus untuk memahami hal-hal yang tak sesuai dalam logika. Disuatu tempat yang hijau, kita bercerita dalam samar, membuka tutur dan mengucap malu sambil menikmati dingin dan udara yang riuh suatu malam. Bersamamu, mungkin akan jauh lebih baik, denganmu : sebuah perjalanan jauh menjadi sederhana namun mempunyai makna yang lebih dari indahnya matahari terbit dan embun di pagi hari.
Sama halnya denganmu, aku memiliki rasa dan beberapa prinsip pada logika. Aku suka mengira-ngira, tak jarang aku menduga, pun tak bisa aku menahan rindu. Kita adalah manusia, insan Tuhan yang bermetamorfosa kedalam rupa-rupa ciptaan tuhan, kita menumbung-kembang pola dalam peta dan serangkaian liku waktu dan pertanyan (juga) pernyataan.
Suatu hari, di masa yang singkat, kita bicara perihal kehilangan ia yang legam tanpa kabar, bertahun-tahun dicari tak juga ditemukan  kabar dan menimbulkan ratusan tanda tanya. Ia mengajarkan kita tentang berjuang sebenarnya hingga akhirnya kita memahami terkadang banyak pesan yang di sampaikan dalam cerita-cerita yang rumit.
Dan untuk keduakalinya aku sepenuh hati dan kehilangan seseorang dalam jalin dilain cerita.
Semoga apa yang tidak ada saat ini, dipertemukan dilain waktu pada saat yang tepat dan yang lenyap dari pandangan mata masih tersisa sedikit ruang di hati. Boleh jadi kembali dan atau menjalin silaturahahmi. Baru saja aku hendak memulai, namun sekiranya Tuhan punya tujuan yang lain.
Diantara bahasa dan penempatannya, selalu ada kata yang menanam-tumbuhkan rasa : antara aku dan kau. Semisal udara hanyalah ruang untuk menyaksikan rindu, maka kau akan tetap menjadi musim yang sama dan tidak akan tergantikan. Semoga.

Mungkin aku bisa menyatukan banyak kalimat dan menciptakan ribuan syair tentangmu. Namun saat ini, hanya satu hal yang bisa aku haturkan untuk menjelaskan bagaimana hari menjadi kian panjang dan hambar : Aku Rindu.


Bersambung,

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sastra Indonesia Angkatan 70'an

Makalah Penelitian Keterbacaan

Duta Universitas Negeri Jakarta