Pementasan Bengkel Sastra ke-33
Catatan Pemimpin
Oleh Riska Yuvista
Apa yang akan terjadi pada seorang pemimpin negara, saat rakyat sudah tak lagi percaya lantaran terlalu banyak berkhianat?
Rabu (4/3), Bengkel Sastra Jakarta menggelar pertunjukan teater berjudul Catatan Pemimpin
di Gedung Menza, Salemba, Jakarta Pusat. Pertunjukan yang merupakan
pentas ke-33 Bengkel Sastra Jakarta sejak berdiri pada September 2008
ini diperankan oleh 10 aktor dan aktris. Yaitu Mega Yuriska (Ratu),
Despian Nurhidayat (Penasihat), Rio Tantowi (Pengawal 1), Rista
(Pengawal 2) dan 6 (enam) orang Demostran, yaitu Diah ayu Wardhani, Diah
P, Mia, Melisa, Riska dan Risya, serta didukung Tim produksi.
Catatan Pemimpin berkisah tentang seorang ratu kejam yang
gelisah lantaran pemerintahannya sedang kacau balau. Mulai dari
banyaknya pemberontakan hingga menghilangnya seluruh pegawai kerajaan
secara misterius. Hanya satu penasihat dan dua pengawal muda yang masih
setia padanya. Namun, siapa sangka loyalis ratu yang tersisa itu justru
merupakan dalang di balik kekacauan kerajaan. Mereka inginkan kekuasaan
dengan menyingkirkan yang lainnya.
Sutradara sekaligus penulis naskah Catatan Pemimpin Dwi
Suprabowo mengatakan, peliknya hubungan kekuasaan serta intrik politik
yang kental dalam setiap periode kepemimpinan negara merupakan
inspirasinya menulis lakon ini. “Tragedi-tragedi perebutan kekuasaan
memang sudah ada jauh sebelum tahun Masehi diterapkan, lalu pertunjukan
ini dikemas dengan konsep relativitas yang dipengaruhi oleh Time-Space.
Yang mana saling terkait dan terpengaruh-dipengaruhi dengan peristiwa
lainnya dan menjadi satu kesatuan yang tak terputus,” ujar Dwi
Suprabowo.
Meski punya ide cerita yang rumit, Catatan Pemimpin dikemas
dengan properti yang sederhana. Namun, hal tersebut tidak mengurangi
kualitas yang ditampilkan. “Dengan Properti yang sederhana, Bengkel
Sastra Jakarta dapat menyajikan pementasan yang luar biasa,” kata salah
satu orang tua pemain yang menonton pertujukan hari itu. Ditambah teknik
pencahayaan yang juga mendukung alur cerita. “Teknik Lighting yang digunakan sangat kreatif, saya tidak memprediksi sebelumnya , karena pada umumnya lighting
diletakkan di atas panggung. Namun, lain hal dengan pementasan kali
ini,” ujar Gugum Oktariansyah, pegiat kelompok Teater Zat, Universitas
Negeri Jakarta.
Tema dan kemasan yang ditampilkan Catatan Pemimpin pun
berhasil membuat para penonton menikmatinya. Sebagaimana diungkapkan Friska, “ini pertama kalinya saya menonton pementasan teater dan
berhasil membuat saya berminat untuk ikut serta di dalamnya.” Penonton
lain, Ahmad Muzaki menganggap, pengemasan alur cerita pentas ini
berhasil membuatnya penasaran. “Saya tidak bisa memprediksi jalannya
pementasan, alur yang tampil ternyata berbeda sekali dengan yang saya
pikirkan,” ungkap Ahmad Muzaki.
Riska Yuvista
Komentar
Posting Komentar